Monday, March 3, 2014

What is life for?

"When you grow up, you tend to get told, the world is the way it is, and your life just to live your life inside the world, try not to bash into the walls to much, try to have nice family life, have fun, save a little money.
That is very limited life, life can be much broader once you discover one simple fact, and that is -- everything around you that you call life, was made up by people that were no smarter than you. And you can change it, you can influece it, and you can build your own things that other people can use.
It’s to shake off this erroneous notion that life is there and you’re just gonna live in it, versus embrace it, change it, improve it, make your mark upon it. Once you learn that, you'll never be the same again." Steve Jobs

Rata-rata orang bilang, hidup itu untuk : mendapat gelar pendidikan > bekerja di perusahaan besar > mendapat gaji besar > mencari calon istri/suami > mempunyai anak, bersenang-senang, menabung sedikit uang. Saya setuju kalau pola hidup ini sangat terbatas. Rata-rata orang akan melakukan hal yang sama, dan tidak akan dikenang karena tidak mempunyai value apapun terhadap kehidupan.

I always learn from the gretest.
Mereka adalah orang-orang yang punya visi. Mereka sadar, hidup mereka sangat berarti, dan mengubah pola itu akan menjadi keputusan terbaik yang pernah mereka pilih, yang kelak menjadikan mereka dikenang sepanjang masa.

Kalo saja Steve Jobs punya pemikiran seperti itu, dia akan tetap bekerja di Atari sampai ia mempunyai keluarga, dan meninggal dengan tidak membawa sebuah perubahan apapun dalam sejarah personal komputer. Faktanya, dia sadar, keputusannya untuk membangun Apple adalah keputusan terbaik. Visinya mengubah personal komputer sebagai tools for mind nampak begitu jelas, visi itu selalu memimpin setiap langkah dalam hidupnya, hingga pada akhir hayatnya, ia tetap dikenang sepanjang sejarah sebagai pendiri Apple, Inc, perusahaan paling bernilai di dunia pada bulan september 2011.

It's not about being an entrepreneur is a must.
Apapun yang kita kerjakan, paling tidak kita punya visi dalam hidup. Ini bukan masalah sebuah keharusan untuk menjadi seorang pengusaha. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan, meskipun kita seorang karyawan di sebuah perusahaan, yang paling mudah, share your knowledge, build your own movement for better living, create something that will give impact for society, dan masih banyak lagi.

No reason not to follow what you love
Faktanya, banyak sekali orang yang terjebak dalam dogma, seperti saya harus bekerja meskipun pekerjaan itu tidak membuat saya mengerti makna hidup. Kebanyakan orang yang tidak mempunyai tujuan hidup selalu terkurung dalam rutinitas membosankan. Maksud saya, membosankan karena mereka tidak begitu menyukai apa yang dia kerjakan. Ia kalah dengan keadaannya sendiri, tanpa ada keberanian untuk melangkah menembus batasan itu. Coba sejenak kita renungkan, jika hari ini adalah hari terakhir kita hidup, apakah kita tetap menghabiskannya untuk hal2 yang tidak membuat kita bahagia?

So, keep moving, find your passion, if you haven't found it yet, keep looking, don't settle.



0 Comments:

Post a Comment